Piala Thomas VI tahun 1964
Seperti dilansir situs PBSI, saat itu partai final memainkan sembilan nomor yang terdiri dari lima nomor tunggal dan empat nomor ganda. Final berlangsung dua hari pada tanggal 21 Mei - 22 Mei 1964. Skuad tim Thomas Indonesia 1964 diisi oleh Ferry Sonneville (playing captain), Tan Joe Hok, Eddy Jusuf, Ang Tjing Siang, Tan King Gwan, Unang, Tutang, Wok Pek Shen dan Liem Tjeng Kiang. Tim Indonesia sudah melakukan persiapan ke Piala Thomas sejak Desember 1963. Tim berangkat menuju Tokyo 15 hari sebelum pertandingan dimulai karena mesti menempuh perjalanan dengan kapal laut. Sekitar 2500 supporter memadati Municipal Stadium, stadion tempat dilangsungkannya Piala Thomas 1964. Supporter terdiri dari pelajar Indonesia di Jepang dan banyak juga yang datang dari Indonesia khusus mendukung tim Thomas di Tokyo.
Juara Piala Thomas 1964
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pertandingan Babal Final
Pertandingan babak final diselenggarakan di kota Tokyo, Jepang atau Dai Nippon pada tanggal 21 Mei 1961 dan 22 Mei 1961. Regu bulutangkis Indonesia melawan regu bulutangkis Denmark, dengan skor : 5 - 4.
Pertandingan final hari kedua, tanggal 21 Juni 1964
Pertandingan game pertama
Tunggal putra Indonesia
Tan Joe Hock berhasil mengalahkan lawan dengan rubber set
Erland Kops tunggal putra Denmark, dengan poin, 5-15, 15-1 dan 15-9. Skor : Indonesia - Denmark, 1 - 0.


Pertandingan game kedua
Tunggal putra Indonesia
Ferry Sonneville kalah pada set kesatu dan set kedua dan set ketiga menang setelah bermain dengan penuh strategi, berhadapan dengan
Knud Aage Nielsen tunggal putra Denmark, dengan poin, 12-15, 15-6 dan 15-6. Skor : Indonesia - Denmark, 2 - 0.


Pertandingan game ketiga
Ganda putra Indonesia
Tan King Gwan / Abdul Patah Unang kalah dua set langsung berhadapan dengan
Finn Kobberø / Jørgen Hammergaard Hansen ganda putra Denmark. Set pertama kalah mudah, set kedua kalah mudah juga walaupun pertandingan berlangsung adu straregi dengan poin, 5-15, 6-15. Skor : Indonesia - Denmark, 2- 1.


Pertandingan game keempat
Ganda putra Indonesia
Ferry Sonneville / Tutang Djamaludin kalah dua set langsung dari pasangan
Erland Kops / Henning Borch ganda putra Denmark, set kesatu kalah dengan permainan yang alot, set kedua kalah mudah dengan poin, 12-15, 2-15. Skor : Indonesia - Denmark, 2 - 2.


Pertandingan final hari kedua, tanggal 22 Juni 1964
Pertandingan game kelima
Tunggal putra Indonesia,
Ang Tjin Siang berhasil mengalahkan
Henning Borch tunggal putra Denmark, setelah bertanding dua set langsung dengan poin, 15-10, 15-5. Skor : Indonesia - Denmark, 3 - 2.


Pertandingan game keenam
Tunggal putra Indonesia,
Tan Joe Hock tidak berhasil mengalahkan
Knud Aage Nielsen tunggal putra Denmark, setelah bertanding rubber set dengan poin, 15-11, 14-17 dan 9-15. Skor : Indonesia - Denmark, 3 - 3.


Pertandingan game ketujuh
Tunggal putra Indonesia,
Ferry Sonneville menang rubber set langsung berhadapan dengan
Erland Kops tunggal putra Denmark, setelah bermain dengan alot dan penuh strategi dengan poin, 13-18, 17-14 dan 17-14. Skor : Indonesia - Denmark, 4 - 3.


Pertandingan game kedelapan
Ganda putra Indonesia
Tan King Gwan / Abdul Patah Unang menang setelah bermain rubber set melawan
Erland Kops / Henning Borch ganda putra Denmark, dengan poin, 12-15, 15-12 dan 15-6. Skor : Indonesia - Denmark, 5 - 3.
Pertandingan game kesembilan


Ganda putra Indonesia
Ferry Sonneville / Tutang Djamaludin kalah setelah bermain rubber set melawan
Finn Kobberø / Jørgen Hammergaard Hansen ganda putra Denmark, dengan poin, 14-17, 5-15. Skor : Indonesia - Denmark, 5 -4.


Kilas Balik
Di hari pertama, Indonesia dan Denmark sama kuat 2-2. Tim Indonesia pulang ke tempat menginap saat itu di Wisma Indonesia, diselimuti ketegangan akan hasil besok. Pada hari kedua, Kops kali ini menantang Ferry Soneville. Sebuah kisah mengharukan terjadi pada laga ini. Ferry saat itu ketinggalan 6-14, satu angka lagi, Indonesia ketinggalan 2-3. Tetapi Ferry tak putus asa. Perlahan Ferry menambah angka dan menyamakan kedudukan 14-14, hingga akhirnya menang 17-14. Di partai kedelapan, terjadi sebuah insiden kala pasangan Unang/King Gwan berhadapan dengan Henning Borch/Erland Kops. Di awal game kedua, pasangan Denmark mengajukan protes karena merasa terganggu dengan bisingnya supporter Indonesia. Kops meminta rekannya untuk protes dan panitia menegur supporter Indonesia. Pertandingan pun dilanjutkan. Baru kedudukan 1-0, Kops ternyata masih tidak puas, ia lalu mendatangi sendiri meja panitia, akhirnya petugas kepolisian setempat dikerahkan untuk menenangkan supporter Indonesia.
Di partai kedelapan, terjadi sebuah insiden kala pasangan Unang/King Gwan berhadapan dengan Henning Borch/Erland Kops. Di awal game kedua, pasangan Denmark mengajukan protes karena merasa terganggu dengan bisingnya supporter Indonesia. Kops meminta rekannya untuk protes dan panitia menegur supporter Indonesia. Pertandingan pun dilanjutkan. Baru kedudukan 1-0, Kops ternyata masih tidak puas, ia lalu mendatangi sendiri meja panitia, akhirnya petugas kepolisian setempat dikerahkan untuk menenangkan supporter Indonesia. Hal ini dimanfaatkan unang/King untuk ‘ambil nafas’, pasangan Indonesia merebut game kedua dengan skor 15-12. Supporter Indonesia makin mengganas, mereka bernyanyi, mengibarkan bendera Merah-Putih, menggedor-gedorkan kaki ke lantai, bahkan kedatangan polisi tidak berpengaruh. Permainan sempat dihentikan selama 20 menit, ketika dimainkan lagi, pemain Denmark seperti sudah kehilangan konsentrasi. Mereka menyerah di game kedua dan ketiga. Indonesia kembali merebut Piala Thomas untuk ketiga kalinya.
bersambung ke piala thomas 1967
Komentar
Posting Komentar