Langsung ke konten utama

Piala Thomas XVIII - 1994

Piala Thomas XVIII tahun 1994

   Regu bulutangkis putra  Indonesia melangkah ke ajang Piala Thomas 1994 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, dengan memanggul beban tinggi. Saat itu, Indonesia sudah lama tak merengkuh gelar juara. Piala Thomas terakhir direngkuh pada 1984. Harapan publik terhadap para pahlawan bulutangkis Indonesia begitu tinggi. Hal itu tampaknya melecut para pemain yang dipercaya turun di ajang bergengsi tersebut. 
   Misi merebut gelar Piala Thomas 1994 dibebankan kepada Joko Supriyanto, Hariyanto Arbi, Ardy B. Wiranata, Hermawan Susanto, Ricky Subagdja, Rexy Mainaky, Bambang Suprianto, Gunawan, dan Deny Kantono. Tanda-tanda keperkasaan Indonesia sudah terlihat sejak babak penyisihan grup. Tim Merah Putih berhasil menyapu bersih kemenangan dengan skor sempurna. Finlandia, China, dan Swedia semua dibabat dengan skor 5-0. 
   Pertarungan super panas tersaji di babak final. Indonesia bertemu musuh bebuyutannya, Malaysia. Atmosfer di Senayan benar-benar panas. Dukungan publik di Istora mampu membakar semangat para pemain Indonesia. Kemenangan demi kemenangan pun mulus diraih, dimulai oleh Hariyanto Arbi yang mampu mengalahkan Rashid Sidek dalam dua set langsung. Selanjutnya pasangan Gunawan/Bambang juga menyumbang poin. Kemenangan Indonesia akhirnya dipastikan oleh Ardy B. Wiranata. Gelar Piala Thomas kembali ke pangkuan Indonesia. 

Juara Piala Thomas 1994
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pertandingan Babak Final

Pertandingan babak final 1994 di Istora Senayan - Jakarta, Indonesia, pada tanggal 21 Mei 1994. Disiarkan langsung oleh TVRI dan ANTV. Saya menyaksikan siaran langsung tersebut, dengan penuh ketegangan antara harapan kemenangan yang diraih, dan kecemasan akan kekalahan regu bulutangkis Indonesia. Skor kemenangan regu  Indonesia - regu  Malaysia 3 - 0.

Pertandingan game pertama
 Hariyanto Arbi tunggal pertama Indonesia, berhadapan dengan  Rashid Sidek tunggal pertama Malaysia. Haryanto menang strainght set dari Rashid, dengan poin 15-6, 15-11. Skor : Indonesia - Malaysia 1 - 0.

Pertandingan game kedua
 Rudy Gunawan / Bambang Suprianto ganda pertama Indonesia, berhadapan dengan     Cheah Soon Kit / Soo Beng Kiang ganda pertama Malaysia. Gunwaran/Bambang menang dengan rubber set melawan Cheah/Soo, dengan poin 15-10 6-15 dan 15-8. Skor : Indonesia - Malaysia 2 - 0.

Pertandingan game ketiga
 Ardy B. Wiranata  tunggal kedua Indonesia, berhadapan dengan   Ong Ewe Hock  tunggal kedua Malaysia. Ardy bermain penuh semangat berhasil mengalahkan Ong, dengan poin 15-11, 15-5. Skor : Indonesia - Malaysia 3 - 0.

Tidak dipertandingkan
 Ricky Subagja / Rexy Mainaky Tan Kim Her / Yap Kim Hock 

Pertandingan Babak Semifinal

Pertandingan babak semifinal 1994 di Istora Senayan - Jakarta, Indonesia, pada tanggal 19 Mei 1994. Disiarkan langsung oleh TVRI dan ANTV. Saya menyaksikan siaran langsung tersebut, dengan penuh ketegangan antara harapan kemenangan yang diraih, dan kecemasan akan kekalahan regu bulutangkis Indonesia. Skor kemenangan regu  Indonesia - regu  Korea Selatan 4 - 1.

Pertandingan game pertama
 Joko Suprianto tunggal pertama Indonesia, berhadapan dengan  Kim Hak-kyun tunggal pertama Korea Selatan. Joko menang strainght set melawan Kim, dengan poin 15-12, 15-5Skor : Indonesia - Korea Selatan 1 - 0.

Pertandingan game kedua
 Rudy Gunawan / Bambang Suprianto ganda pertama Indonesia, berhadapan dengan     Kim Dong-moon / Yoo Yong-sung ganda pertama Korea Selatan. Gunwaran/Bambang menang dengan rubber set melawan Kim/Yoo, dengan poin 12-15, 15-5 dan 15-10. Skor : Indonesia - Korea Selatan 2 - 0.

Pertandingan game ketiga
 Heryanto Arbi  tunggal kedua Indonesia, berhadapan dengan   Park Sung-woo   tunggal kedua Korea Selatan. Heryanto bermain penuh semangat pada set pertama, namun tidak berhasil mengalahkan Ong, dengan poin 16-17, 1-15. Skor : Indonesia - Korea Selatan 2 - 1.

Pertandingan game keempat
 Ricky Subagja / Rexy Mainaky ganda pertama Indonesia, berhadapan dengan     Lee Kwang-jin / Choi Ji-tae ganda pertama Korea Selatan. Ricky/Rexy menang dengan rubber set melawan Lee/Choi, dengan poin 15-1 dan 15-2Skor : Indonesia - Korea Selatan 3 - 1.

Pertandingan game kelima
 Hermawan Susanto  tunggal kedua Indonesia, berhadapan dengan   Ahn Jae-chang  tunggal kedua Korea Selatan. Hermawan bermain penuh semangat berhasil mengalahkan Ahn strainght set , dengan poin 15-4, 15-1. Skor : Indonesia - Korea Selatan 4 - 1.

---Amarlubai---

Pertandingan babak semifinal 1994 di Istora Senayan - Jakarta, Indonesia, pada tanggal 19 Mei 1994. Disiarkan langsung oleh TVRI dan ANTV. Skor kemenangan regu  Malaysia - regu  China 4 - 1.


Pertandingan game pertama
 Rashid Sidek tunggal pertama Malaysia, berhadapan dengan  Liu Jun tunggal pertama China. Rashid menang  dengan rubber set melawan Liu, dengan poin 18-16, 12-15 dan 15-2Skor : Malaysia - China, 1 - 0.

Pertandingan game kedua
 Cheah Soon Kit / Soo Beng Kiang ganda pertama Malaysia, berhadapan dengan     Chen Kang / Chen Hongyong ganda pertama China. Cheah/Soo menang dengan rubber set melawan Chen/Chen, dengan poin 15-17, 15-6 dan 15-6Skor : Malaysia - China, 2 - 0.

Pertandingan game ketiga
 Ong Ewe Hock   tunggal kedua Malaysia, berhadapan dengan   Dong Jiong   tunggal kedua China. Ong bermain penuh semangat, berhasil mengalahkan Dong dengan straight setdengan poin 15-11, 15-6. Skor : Malaysia - China, 3 - 0.

Pertandingan game keempat
 Tan Kim Her / Yap Kim Hock ganda pertama Malaysia, berhadapan dengan     Huang Zhanzhong / Jiang Xin ganda pertama China. Tan/Yap menang dengan straight set melawan Huang/Jiang, dengan poin 15-8 dan 15-10Skor : Malaysia - China, 4 - 0.


Pertandingan game kelima
 Foo Kok Keong  tunggal kedua Malaysia, berhadapan dengan   Sun Jun  tunggal kedua China. Foo bermain penuh semangat, namun tidak berhasil mengalahkan Sundengan poin 12-15 dan 8-15. Skor : Malaysia - China, 4 - 1.

Kutifan tulisan Haryanto Arbi

    Kemenangan sempurna yang kami raih di babak penyisihan seakan membuat saya over confidence. Dukungan 15 ribu penonton yang memenuhi Istora Senayan, membuat semangat saya begitu tinggi untuk menyumbangkan angka kemenangan buat tim Indonesia.
  Celaka. Tak mudah bermain di ajang beregu. Minimnya pengalaman bermain secara beregu, menjadikan saya bermain tidak dengan strategi matang. Saat itu saya terus berambisi untuk mengambil angka dengan terus menerus melakukan smash keras. Saat penonton meneriakkan 'sikat' saya langsung melakukan smash 100 watt sekuat tenaga. Akibatnya, cukup fatal lantaran tenaga saya terkuras habis. Dan akhirnya saya harus menyerah dengan skor cukup telak.
     Beruntung, kekalahan saya tersebut tidak berimbas pada penampilan pemain-pemain lain. Indonesia akhirnya tetap melaju ke final setelah menang dengan skor 4-1 atas Korea Selatan. Dan yang membuat saya sedih, hanya saya yang kalah di fase tersebut.
   Saat itu, suasana hati saya benar-benar berantakan. Saya bingung kenapa persiapan yang sudah bagus tapi hasilnya tidak sesuai harapan. Perasaan saya campur aduk antara marah, sedih dan tidak enak terutama dengan teman-teman di sektor tunggal putera lainnya. 
     Di sisi lain, di babak final nanti Indonesia juga harus menantang musuh bebuyutan yakni Malaysia yang sesuai prediksi memang bakal mencapai partai puncak. Namun, bagi saya saat itu, sudah tidak ada keberanian lagi untuk menatap babak final tersebut. 
    Hingga malam harinya pelatih alm Indra Gunawan dan psikolog alm Singgih Gunarsa datang ke kamar saya. Bagi saya saat itu, kehadiran mereka seakan menjadi setetes air dingin yang membasahi tanah yang gersang. Dengan nasehat-nasehatnya, mereka berdua berusaha membangkitkan lagi mental saya yang saat itu terpuruk. 
     Di saat itu, pelatih juga melakukan evaluasi dengan meminta saya menonton rekaman pertandingan saya saat lawan Park Soo Woo. Dengan menunjukkan kelemahan yang harus saya benahi, pelatih juga terus memompa semangat saya untuk bisa bangkit. Di semifinal, Indonesia bertemu dengan Korea Selatan. Kali ini, Joko Supriyanto dkk. gagal menyapu bersih kemenangan. Indonesia melenggang ke final seusai mengalahkan Korea dengan skor 4-1. 

Final Thomas Cup di Jakarta - Indonesia VS Malaysia 'Siaran Langsung dari Stadion Bulutangkis Istora Senayan- Jakarta, Indonesia' ANteve dan TVRI, pada tanggal 21 Mei 1994.

Presenter ANteve: Zoraya Perucha & Reva Deddy Utama
Presenter TVRI: Max Sopacua
Komentator TVRI: Toto
Komentator ANteve: Icuk Sugiarto
Pewawancara ANteve: Titi DJ
Reporter lapangan ANteve: Sambas & Barselo Lubis
Reportase lapangan TVRI: Abraham Isnan, Djoko Gitojo, Dian Purba, Diana Novita, & Djoko Purnomo


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prestasi Indonesia

  Hasil Indonesia di Piala Thomas (Thomas Cup) 1958 Juara 1961 Juara 1964 Juara 1967 Runner-up 1970 Juara 1973 Juara 1976 Juara 1979 Juara 1982 Runner-up 1984 Juara 1986 Runner-up 1988 Posisi ketiga 1990 Semifinalis 1992 Runner-up 1994 Juara 1996 Juara 1998 Juara 2000 Juara 2002 Juara 2004 Semifinalis 2006 Semifinalis 2008 Semifinalis 2010 Runner-up 2012 Perempatfinalis 2014 Semifinalis 2016 Runner-up 2018 Semifinalis 2020 Juara

Piala Thomas

Piala Thomas atau Thomas Cup adalah Kejuaraan Olahraga Bulutangkis (Badminton) Internasional yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Kejuaraan Piala Thomas ini merupakan usulan dari Sir George Alan Thomas yaitu seorang Juara Bulutangkis yang berasal dari Inggris. Usulan Sir George Alan Thomas untuk menyelenggarakan Kejuaraan yang bersifat Internasional ini kemudian diterima oleh International Badminton Federation (sekarang menjadi Badminton World Federation) pada tahun 1939. Pada tahun yang sama, George Alan Thomas juga menghadiahkan sebuah Piala Besar yang berlapis emas dengan ketinggian 28 inci dan lebar 16 Inci seharga US$40.000,- untuk diperebutkan dalam kejuaraan tersebut. Rencana awal penyelenggaraan Piala Thomas adalah pada tahun 1941 – 1942, tetapi karena terpecahnya Perang Dunia kedua, Piala Thomas ini akhirnya baru dapat diselenggarakan pada tahun 1949 yang juga merupakan tahun pertama diadakannya Turnamen Internasional Bulutangkis Piala Thomas. Peme

Piala Thomas XXIX - 2016

Piala Thomas XXIX tahun 2016 Piala Thomas dan Uber 2016 adalah penyelenggaraan bersama turnamen bulu tangkis Piala Thomas edisi ke-29. Putaran final turnamen ini diselenggarakan di Pusat Olahraga Kunshan , Kunshan , Tiongkok , sejak tanggal 15 hingga 22 Mei 2016. 16 tim putra dan 16 tim putri berpartisipasi pada putaran final. Dalam Piala Thomas, Denmark meraih gelar perdana setelah mengalahkan Indonesia pada pertandingan final.  Korea Selatan dan Malaysia sama-sama kalah dari lawannya masing-masing dalam pertandingan semifinal.  Juara Piala Thomas 2016 Denmark Pertandingan Babak Final Pertandingan final perebutan Piala Thomas 2016, regu bulutangkis Denmark keluar sebagai juara Piala Thomas 2016 usai mengalahkan regu bulutangkis Indonesia, dengan skor 3-2, di Stadion Bulu Tangkis Kunshan di Tiongkok, Minggu, tanggal  22 Mei 2016 , di mulai pukul 12 Waktu Indonesia Barat.  Pertandingan game pertama   Viktor Axelsen  tunggal pertama Denmark, berhadapan dengan    Tommy Sugiarto