Langsung ke konten utama

Piala Thomas XX - 1998

Piala Thomas XX tahun 1998

    Kemelut politik yang memuncak dalam dua pekan terakhir ini serta gonjang-ganjing ekonomi yang belum mereda, benar-benar membuat nama Indonesia terpuruk di dunia internasional. Namun para pebulu tangkis putra Indonesia membuat dunia harus tetap memandang keberadaan negeri ini setelah hari Minggu tanggal 24 Mei 1998 merebut Piala Thomas.
     Piala Thomas 1998 berlangsung di Hong Kong pada 17-24 Mei 1998. Hanya berselang dua hari dari kerusuhan Mei 1998 pada 13-15 Mei di Jakarta. Suasana politik di Indonesia sedang tidak stabil. Kondisi kerusuhan Tanah Air menjadi mimpi buruk bagi seluruh warga Indonesia. Puncaknya, Presiden Soeharto dipaksa mundur dari jabatannya dan digantikan oleh Presiden BJ Habibie.
     Regu bulutangkis putra Indonesia memperpanjang dominasinya sebagai tim bulu tangkis terbaik di dunia setelah menaklukkan regu Malaysia 3-2. Inilah gelar ke-11 bagi Indonesia sepanjang sejarah Piala Thomas, tiga kali terakhir bahkan secara berturut-turut.

Juara Piala Thomas 1994
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pertandingan Babak Final

Hasil Pertandingan final piala Thomas tahun 1998, diselenggarakan pada tanggal 24 Mei 1998 di Queen Elizabeth Stadium, Hongkong antara regu  Indonesia berhadapan dengan regu  Malaysia, dengan skor : 3  -  2.

Pertandingan game pertama
 Hariyanto Arbi tunggal pertama Indonesia, berhadapan dengan  Ong Ewe Hock tunggal pertama Malaysia, Hariyanto kalah dengan straight set dari Ong, dengan poin 14-18 dan 7-15.  Skor  : Indonesia - Malaysia 0 - 1.

Pertandingan game kedua
 Ricky Subagja / Rexy Mainaky ganda pertama Indonesia, berhadapan denganmenang dua set langsung dari   Cheah Soon Kit / Yap Kim Hock ganda pertama Malaysia, Ricky/Rexy menang dengan straight set dari Cheah/Yap, dengan poin 15-3 dan 18-15. Skor  : Indonesia - Malaysia 1 - 1.

Pertandingan game ketiga
 Hendrawan tunggal kedua Indonesia, berhadapan dengan  Yong Hock Kin tunggal kedua Malaysia, Hendrawan menang berhasil setelah bermain dengan rubber set, dengan poin 18-14, 10-15 dan 15-5. Skor  : Indonesia - Malaysia 2 - 1.

Pertandingan game keempat
 Candra Wijaya / Sigit Budiarto ganda kedua Indonesia, berhadapan dengan  Lee Wan Wah / Choong Tan Fook ganda kedua Malaysia,  Candra/Sigit berhasil dengan gemilang mengalahkan straight set Lee/Choong, dengan poin 15-11 dan 15-12. Skor  : Indonesia - Malaysia 3 - 1.

Pertandingan game kelima
 Joko Suprianto tunggal ketiga Indonesia, berhadapan dengan  Roslin Hashim tunggal ketiga Malaysia, Joko kalah rubberset dari Roslin, dengan poin 10-15, 15-11 dan 2-15. Skor  : Indonesia - Malaysia 3 - 2.

Pertandingan Babak Semifinal

Hasil Pertandingan semifinal piala Thomas tahun 1998, diselenggarakan pada tanggal 22 Mei 1998 di Queen Elizabeth Stadium, Hongkong antara regu  Malaysia  melawan regu  Denmark, dengan skor : 3  -  2.

Pertandingan game pertama
 Ong Ewe Hock tunggal pertama Malaysiaberhadapan dengan  Peter Gade  tunggal pertama Denmark, Ong kalah dengan straight set dari Peter, dengan poin 7-15 dan 10-15.  Skor  : Malaysia - Denmark, 0 - 1.

Pertandingan game kedua
 Cheah Soon Kit / Choong Tan Fook ganda pertama Malaysiaberhadapan dengan  Jon-Holst Christensen / Michael Sogaard ganda pertama Denmark, Cheah/Choong menang dengan rubber set dari Jon/Michael, dengan poin 15-11, 12-15 dan 18-14. Skor  : Malaysia - Denmark, 1 - 1.

Pertandingan game ketiga
 Yong Hock Kin tunggal kedua Malaysia, berhadapan dengan  Poul-Erik Hoyer-Larsen tunggal kedua Denmark, Yong berhasil menang setelah bermain dengan rubber set dari Poul, dengan poin 15-11, 14-18 dan 15-11. Skor  : Malaysia - Denmark, 2 - 1.

Pertandingan game keempat
 Yap Kim Hock / Tan Kim Her ganda kedua Malaysiaberhadapan dengan  Jens Eriksen / Jesper Larsen  ganda kedua Denmark, Yap/Tan berhasil dengan gemilang mengalahkan dengan straight set dari Jens/Jesfer, dengan poin 16-17 dan 12-15. Skor  : Malaysia - Denmark, 2 - 2.

Pertandingan game kelima
 Roslin Hashim tunggal ketiga Malaysiagagal mengalahkan  Kenneth Jonassen  tunggal ketiga Denmark, Roslin menang dengan rubber set dari Kenneth, dengan poin 15-18, 15-5 dan 15-8. Skor  : Malaysia - Denmark, 3 - 2.

---Amarlubai---

Hasil Pertandingan semifinal piala Thomas tahun 1998, diselenggarakan pada tanggal 23 Mei 1998 di Queen Elizabeth Stadium, Hongkong antara regu  Indonesia  melawan regu  China, dengan skor : 3  -  2.

Pertandingan game pertama
 Hariyanto Arbi tunggal pertama Indonesia, berhadapan dengan  Sun Jun tunggal pertama China, Hariyanto kalah rubber set dari Sun, dengan poin 18-14, 4-15 dan 1-15.  Skor  : Indonesia - China, 0 - 1.

Pertandingan game kedua
 Ricky Subagja / Rexy Mainaky ganda pertama Indonesia, berhadapan dengan   Liu Yong / Zhang Wei ganda pertama China, Ricky/Rexy menang straight set dari Liu/Zhang, dengan poin, 15-6 dan 15-2. Skor  : Indonesia - China, 1 - 1.

Pertandingan game ketiga
 Hendrawan tunggal kedua Indonesia, berhadapan dengan  Luo Yigang tunggal kedua China, Hendrawan berhasil menang setelah bermain dengan straight set dari Luo, dengan poin 18-14, 10-15 dan 15-5. Skor  : Indonesia - China, 2 - 1.

Pertandingan game keempat
 Candra Wijaya / Sigit Budiarto ganda kedua Indonesia, berhadapan dengan   Yang Ming / Yu Jinhao ganda kedua China, Candra/Sigit berhasil menang dengan gemilang dengan straight set dari  Yang/Yu, dengan poin 15-3 dan 15-6. Skor  : Indonesia - China, 3 - 1.

Pertandingan game kelima
 Indra Wijaya tunggal ketiga Indonesia, berhadapan dengan  Dong Jiong tunggal ketiga China, Indra kalah dengan straight set dari Dong walaupun telah bermain menggunakan strategi yang penuh taktis, dengan poin 10-15 dan 15-17. SSkor  : Indonesia - China, 0 - 1.

Kilas  Balik

    Indonesia gagal meraih angka pertama dari partai pertama ketika Hariyanto Arbi lagi-lagi gagal memetik angka, seperti di semifinal melawan Cina. Hari mengatakan, dia banyak mati sendiri karena kakinya terasa berat. "Sebenarnya sudah terasa lebih enak kaki saya sekarang. Tapi saya memang ragu-ragu untuk menurunkan bola," tambahnya.Di set kedua, Hari tertinggal 2-7 lalu menyusul 5-7 lalu melakukan unforced error sampai kedudukan 5-9, 5-12 ketika dia melakukan kesalahan sendiri dengan bola melebar. "Smes saya balik terus, padahal saya pikir sudah mati. Akhirnya malah saya banyak mati sendiri," katanya. "Ketika tertinggal 3-7 saya ingin mempercepat tempo namun ternyata malah berbalik saya yang banyak membuang bola," tegasnya. Ong Ewe Hock mengakui, "Mengalahkan Hari tidaklah gampang. Saya hanya berusaha agar dia tidak dalam posisi untuk menyerang. Dia tidak boleh dibiarkan berdiri tenang. Jadi saya berusaha menggerakkan dia terus ke segala sudut lapangan.
  Ucapan terima kasih pantas disampaikan kepada pasangan Rexy Mainaky/Ricky Subagdja, Hendrawan, dan Sigit Budiarto/ Candra Wijaya. Mereka mampu memperlihatkan penampilan terbaik untuk memastikan kemenangan tim Indonesia yang sempat ketinggalan setelah tunggal pertama Indonesia, Hariyanto Arbi dipaksa menyerah pemain terbaik Malaysia, Ong Ewe Hock 14-18, 7-15. Dunia olahraga lagi-lagi muncul sebagai "penyelamat" nama baik bangsa. Di tengah keprihatinan yang melanda negeri ini, bulu tangkis mampu mengangkat harkat bangsa yang memungkinkan kita untuk bisa berjalan tegak. "Indonesia ... merah darahku... putih tulangku... bersatu dalam semangatmu," begitulah syair lagu karya Gombloh yang dengan penuh semangat dinyanyikan pendukung Indonesia. Ketika lagu kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan, tidak ada seorang pun warga Indonesia yang tidak menyanyikannya.
    Ricky A Subagdja/Rexy Mainaky mengulang suksesnya di Olimpiade Atlanta dengan meredam Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock dengan 15-3, 18-15, sedangkan Candra Wijaya/Sigit Budiarto menjadi penentu kemenangan dengan merebut poin ketiga dari Lee Wan Wah/ Choong Tan Fook 15-11, 15-12. Kunci keberhasilan tim Indonesia terletak pada kemenangan tunggal kedua Hendrawan atas Yong Hock Kin 18-14, 10-15, 15-5. Dua ganda yang di atas kertas memang diketahui kuat karena menempati peringkat dua dan keempat dunia, memastikan memetik dua angka lainnya.
   Pelatih tunggal putra Indra Gunawan mengungkapkan, "Saya bangga Hendrawan sudah berani bermain di beregu." Hendrawan sebenarnya mendekati titik kemenangan di set kedua dengan unggul 9-5 dari Hock Kin. Namun ia banyak melakukan kesalahan sendiri sampai akhirnya disamai 9-9, ketinggalan 10-12 dan kalah 10-15. "Di set kedua saya yakin menang, jadi maunya main sebagus-bagusnya dikeluarkan semua, tapi ternyata malahan banyak salah sendiri," ujarnya. Dengan berkaca-kaca usai memenangi pertandingan, Hendrawan mengakui, motivasi lain didapatnya dari manajer tim Agus. "Pak Agus sering mengatakan, kita ini bukan bangsa yang kalah. Dalam situasi bangsa yang serba tidak menguntungkan, kita harus bisa membuktikan kita bukan orang-orang kalah. Ini motivasi bagi saya untuk membuktikan itu, juga membuktikan bahwa saya mampu," tutur Hendrawan, semifinalis All England 1998 yang merasa sudah akan dikeluarkan dari pelatnas awal tahun lalu.
    Manajer Tim Agus Wirahadikusumah dengan tegas mengatakan, keberhasilan tim piala Thomas Indonesia merupakan obat penawar bagi bangsa Indonesia yang sedang menghadapi masa-masa sulit. Proses keberhasilan ini bisa menjadi contoh bahwa persatuan dari semua suku dan agama apa pun merupakan kekuatan. "Jangan mengkotak-kotak-kan bangsa dengan batasan suku dan agama," tegas manajer tim Agus Wirahadikusumah kepada wartawan Kompas, Brigitta Isworo. Agus menambahkan, "Dalam suasana kesenduan dan kesedihan yang mencengkeram kita karena suasana di Tanah Air, kami bisa membuktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, bangsa yang kuat. Hendaknya keberhasilan menjadi yang terbaik ini menjadi contoh." Ketua Umum KONI Pusat Wismoyo Arismunandar juga menegaskan, keberhasilan ini pantas menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia bahwa persatuan merupakan kekuatan untuk menjadikan yang tidak mungkin menjadi mungkin. "Saya berterima kasih kepada pengurus, pelatih, dan pemain yang telah berbuat yang terbaik dalam suasana bangsa yang sedang kurang baik," ujar Wismoyo. "Mereka telah menunjukkan daya juang tinggi, pantang menyerah, dan ingin berbuat sesuatu yang berarti bagi bangsa, mengangkat kehormatan bangsa tinggi-tinggi."
   Ledakan kegembiraan seakan merubuhkan gedung, begitu pasangan Candra/Sigit memastikan kemenangan regu Indonesia. Candra, Sigit, dan Agus dipanggul dan dielu-elukan di tengah-tengah lapangan, begitu pengembalian bola dari Tan Fook menyangkut di net. Semua berurai air mata, karena tidak menyangka bahwa Indonesia yang para pemainnya gagal merebut satu pun gelar di Jepang Terbuka, All England, dan Swiss Terbuka berhasil merebut Piala Thomas tiga kali berturut-turut, 1994, 1996, 1998. Dengan sukses ini Indonesia mengulang sukses antara tahun 1957-1964, serta sukses Malaysia antara 1948-1955, dan juga keberhasilan Cina tahun 1986-1990 dengan berhasil tiga kali berturut-turut merebut Piala Thomas. Antara tahun 1969-1979 Indonesia sempat merebut empat kali berturut-turut. "Sejak semula saya tegaskan, kami tidak memilih-milih lawan, pokoknya kita akan sikat semua lawan yang kita hadapi. Ini semua adalah hasil dari proses selama dua bulan bersama-sama dengan anak-anak setiap hari untuk meningkatkan interaksi, kekompakan, di semua lapisan dari manajemen, pelatih, pemain," tegas Agus. Dia mengucapkan terima kasih pada dukungan semua pihak yang dalam kondisi sulit juga memberikan dukungannya baik secara langsung di lapangan maupun dengan doa. Agus juga menambahkan, bahwa PB PBSI akan memberikan bonus sebesar Rp 1 milyar, yang akan dibagikan kepada seluruh pemain anggota tim Piala Thomas-Uber. "Akan segera dibagikan. Kami harus konsisten, tidak menunda-nunda janji," tegasnya. Tim akan berangkat dari Hongkong pukul 16.00 WIB dan tiba di Tanah Air pukul 22.00 WIB. "Keesokan harinya kami akan diterima Presiden Habibie," ujarnya.

sumber tulisan :
https://www.cnnindonesia.com
https://tirto.id
https://www.bola.com
https://pbdjarum.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prestasi Indonesia

  Hasil Indonesia di Piala Thomas (Thomas Cup) 1958 Juara 1961 Juara 1964 Juara 1967 Runner-up 1970 Juara 1973 Juara 1976 Juara 1979 Juara 1982 Runner-up 1984 Juara 1986 Runner-up 1988 Posisi ketiga 1990 Semifinalis 1992 Runner-up 1994 Juara 1996 Juara 1998 Juara 2000 Juara 2002 Juara 2004 Semifinalis 2006 Semifinalis 2008 Semifinalis 2010 Runner-up 2012 Perempatfinalis 2014 Semifinalis 2016 Runner-up 2018 Semifinalis 2020 Juara

Piala Thomas

Piala Thomas atau Thomas Cup adalah Kejuaraan Olahraga Bulutangkis (Badminton) Internasional yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Kejuaraan Piala Thomas ini merupakan usulan dari Sir George Alan Thomas yaitu seorang Juara Bulutangkis yang berasal dari Inggris. Usulan Sir George Alan Thomas untuk menyelenggarakan Kejuaraan yang bersifat Internasional ini kemudian diterima oleh International Badminton Federation (sekarang menjadi Badminton World Federation) pada tahun 1939. Pada tahun yang sama, George Alan Thomas juga menghadiahkan sebuah Piala Besar yang berlapis emas dengan ketinggian 28 inci dan lebar 16 Inci seharga US$40.000,- untuk diperebutkan dalam kejuaraan tersebut. Rencana awal penyelenggaraan Piala Thomas adalah pada tahun 1941 – 1942, tetapi karena terpecahnya Perang Dunia kedua, Piala Thomas ini akhirnya baru dapat diselenggarakan pada tahun 1949 yang juga merupakan tahun pertama diadakannya Turnamen Internasional Bulutangkis Piala Thomas. Peme

Piala Thomas XXIX - 2016

Piala Thomas XXIX tahun 2016 Piala Thomas dan Uber 2016 adalah penyelenggaraan bersama turnamen bulu tangkis Piala Thomas edisi ke-29. Putaran final turnamen ini diselenggarakan di Pusat Olahraga Kunshan , Kunshan , Tiongkok , sejak tanggal 15 hingga 22 Mei 2016. 16 tim putra dan 16 tim putri berpartisipasi pada putaran final. Dalam Piala Thomas, Denmark meraih gelar perdana setelah mengalahkan Indonesia pada pertandingan final.  Korea Selatan dan Malaysia sama-sama kalah dari lawannya masing-masing dalam pertandingan semifinal.  Juara Piala Thomas 2016 Denmark Pertandingan Babak Final Pertandingan final perebutan Piala Thomas 2016, regu bulutangkis Denmark keluar sebagai juara Piala Thomas 2016 usai mengalahkan regu bulutangkis Indonesia, dengan skor 3-2, di Stadion Bulu Tangkis Kunshan di Tiongkok, Minggu, tanggal  22 Mei 2016 , di mulai pukul 12 Waktu Indonesia Barat.  Pertandingan game pertama   Viktor Axelsen  tunggal pertama Denmark, berhadapan dengan    Tommy Sugiarto