Langsung ke konten utama

Piala Thomas XXII - 2002

Piala Thomas XXII tahun 2002

Indonesia mendapat perlawan ketat dari Malaysia pada Final Thomas Cup 2002 yang digelar di Guangzhou, China. Dua jagoan tunggal putra Indonesia, Marlev Mainaky dan Taufik Hidayat harus takluk dari lawannya masing-masing. Setelah ganda putra Chandra Wijaya/Sigit Budiarto dan Halim Haryanto/Tri Kusharyanto berhasil meraih angka, dipartai terakhir dan penentuan Indonesia tinggal mengandalkan Hendrawan sebagai tunggal ketiga. Hendrawan berhasil keluar dari tekanan dan mengalahkan Roslin Hashim sekaligus memastikan piala Thomas jatuh ke tangan Indonesia. Final Thomas Cup 2002 disebut salah satu final paling berkesan, dimana momen kehebohan dan keseruan saat Hendrawan menjadi penentu sulit untuk dilupakan.

Juara Piala Thomas 1994
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Pertandingan Babak Final

Pertandingan Final Piala Thomas pada tanggal 19 Mei 2002, di Guangzhou China. Skor akhir regu Indonesia - Malaysia 3 - 2.

Pertandingan game pertama
Tunggal pertama Indonesia,   Marleve Mainaky kalah dari  Wong Choong Hann tunggal pertama Malaysia, dalam permainan yang sangat menebarkan ketika saya menonton melalui tayangan langsung TVRI dengan poin, 5-7 5-7 1-7. Skor : Indonesia - Malaysia, 0 - 1.

Pertandingan game kedua
Ganda pertama Indonesia,  Candra Wijaya/Sigit Budiarto berhasil dengan gemilang mengalahkan  Chong Ming/Choon Eng   ganda pertama Malaysia, setelah bertanding rubber set dengan poin, 7-3 7-4 7-2Skor : Indonesia - Malaysia, 1 - 1.

Pertandingan game ketiga
Tunggal kedua Indonesia,  Taufik Hidayat gagal membawa Indonesia unggul atas Malaysia usai dikalahkan  Lee Tsuen Eng tumggal kedua Malaysia, dengan poin, 7-1 5-7 2-7 3-7. Skor : Indonesia - Malaysia,1 - 2.

Pertandingan game keempat
Ganda putra kedua Indonesia,  Trikus Harjanto/Halim Haryanto berhasil mengalahkan  Lee Wan Wah/Choong Tan Fok ganda putra kedua Denmark, dengan poin, 8-7 7-8 7-1 7-3Skor : Indonesia - Malaysia, 2 - 2.

Pertandingan game kelima
Tunggal ketiga Indonesia,  Hendrawan gagal membawa Indonesia unggul atas Malaysia usai dikalahkan  Roslin Hashim tumggal kedua Malaysia, dengan poin, 8-7 7-2 7-1. Skor : Indonesia - Malaysia,3 - 2.

Pertandingan Babak Semifinal

Pertandingan Final Piala Thomas pada tanggal 16 Mei 2002, di Guangzhou China. Skor akhir regu China - Malaysia 1 - 3.

Pertandingan game pertama
Tunggal pertama China  Xia Xuanze menang dari  Wong Choong Hann tunggal pertama Malaysia, dengan poin, 6-8, 8-6, 7-5, 8-6. Skor : China - Malaysia, 1 - 0.

Pertandingan game kedua
Ganda pertama China  Zhang Wei / Chen Qiqiu gagal mengalahkan  Choong Tan Fook / Lee Wan Wah   ganda pertama Malaysia, setelah bertanding lima set dengan poin, 7-1, 8-6, 1-7, 3-7, 3-7. Skor : China - Malaysia, 1 - 1.

Pertandingan game ketiga
Tunggal kedua China  Bao Chunlai gagal menang setelah bermain lima set dari   Muhammad Hafiz Hashim tumggal kedua Malaysia, dengan poin, 7-1, 4-7, 5-7, 7-1, 5-7. Skor : China - Malaysia, 1 - 2.

Pertandingan game keempat
Ganda putra kedua China  Zhang Jun / Wang Wei berhasil mengalahkan  Chan Chong Ming / Chew Choon Eng ganda putra kedua Denmark, dengan poin, 4-7, 5-7, 2-7Skor : China - Malaysia,1 - 3..

Tidak dipertandingkan

Pertandingan Final Piala Thomas pada tanggal 19 Mei 2002, di Guangzhou China. Skor akhir regu Indonesia - Denmark,  3 - 0.

Pertandingan game pertama
Tunggal pertama Indonesia,  Marleve Mainaky menang dari  Kenneth Jonassen  tunggal pertama Denmark, dalam permainan yang sangat menebarkan ketika saya menonton melalui tayangan TVRI dengan poin,  3-7, 6-8, 7-5, 7-0, 7-2. Skor : Indonesia - Denmark, 1 - 0.

Pertandingan game kedua
Ganda pertama Indonesia,  Candra Wijaya / Sigit Budiarto yang mengalahkan  Jens Eriksen / Martin Lundgaard Hansen    ganda pertama Denmark, , setelah bertanding rubber set dengan poin, 7-1, 7-2, 6-8, 7-4.  Skor : Indonesia - Denmark, 2- 0.

Pertandingan game ketiga
Tunggal kedua Indonesia,  Taufik Hidayat berhasil membawa Indonesia unggul atas Denmark usai mengkalahkan  Anders Boesen  tumggal kedua Denmark,  dengan poin, 6-8, 3-7, 7-5, 7-3, 7-1. Skor :  Indonesia - Denmark, 3 - 0.

Tidak diertandingkan 
 Halim Haryanto / Tri Kusharyanto -  Lars Paaske / Jonas Rasmussen

Kilas Balik, servis manis bulutangkis

   Segala macam perasaan campur aduk memenuhi hati sebagian besar pencandu bulu tangkis yang hadir di Tianhe Gymnasium, Minggu (19/5), begitu Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor tipis 3-2 di final Piala Thomas 2002. Sebelum pukulan Hendrawan masuk ke lapangan Muhammad Roslin Hashim yang mengubah skor menjadi 8-7, 7-2, 7-1 sekaligus membawa Indonesia merengkuh kembali Piala Thomas, hanya ada satu rasa yang ada, yaitu ketegangan tiada tara. Ketegangan yang begitu memuncak juga dirasakan oleh para juru foto yang meliput di tepi lapangan pertandingan. Para pewarta foto yang sebagian besar berasal dari dua negara yang bertemu di final, Indonesia dan Malaysia, bahkan saling berbisik bahwa mereka tidak seperti menunggu momen-momen penting dan indah untuk direkam ke dalam kamera masing-masing. Perasaan yang mereka alami lebih seperti menunggu kelahiran seorang bayi. Saat para pemain tengah menjalani pertarungan, tidak jarang para pewarta foto itu memilih untuk menundukkan kepala agar tidak melihat apa yang terjadi di arena dibanding merekam kejadian yang mungkin akan luar biasa. Baru ketika permainan memasuki skor-skor yang menentukan kekalahan atau kemenangan, fotografer Malaysia dan Indonesia itu serentak mengangkat kamera masing-masing dan membidikkannya ke lapangan.
  Pertarungan antardua “musuh bebuyutan” ini berlangsung ketat dengan keunggulan poin bagi Malaysia lebih dulu, 2-1. Peluang Malaysia dibuka oleh Wong Choon Hann yang merebut poin pertama bagi Malaysia dengan mengalahkan Marleve Mainaky. Mengawali pertandingan, sebenarnya Mainaky sudah tampil agresif dan dengan gampang merebut angka demi angka sampai 5-0. Mendadak Wong mulai mengejar ketertinggalannya dan bola-bolanya pun semakin berbahaya. Mainaky yang mencoba mengajak adu drive malahan berbalik tertekan sehingga angka mulai bergulir untuk Wong karena Mainaky mulai banyak melakukan kesalahan sendiri. Set pertama ditutup untuk kemenangan Wong, 7-5.Mainaky tetap berusaha menekan lebih dulu sehingga sempat unggul 4-2. Namun, bola-bola Wong semakin tajam, sementara pengembalian drive-drive Mainaky selalu menjadi senjata makan tuan. Angka berkejaran dari 4-3 menjadi 4-4 karena Mainaky banyak melakukan kesalahan sendiri. Set ini akhirnya kembali ditutup Wong dengan 7-5. Mainaky rupanya tidak bisa bangkit lagi sehingga semakin lama pukulannya semakin tidak akurat, dan set ketiga berlangsung singkat untuk kemenangan Wong, 7-1. Sepanjang pertandingan, setidaknya dua kali servis Mainaky menyangkut di net, yaitu satu kali di set kedua dan satu kali di set ketiga. Para pemain bulutangkis dari kedua kubu yang seluruhnya bertanding bak singa luka tentu mengalami perasaan yang jauh lebih dahsyat. Marleve Mainaky yang kalah di partai pembuka dari Wong Choong Hann 5-7, 5-7, 1-7. Sesungguhnya tidak hanya Mainaky yang mengalami tekanan psikologis. Wong juga merasakan hal yang sama. “Marleve bermain bagus, agresif sekali. Saya sampai harus terus mengingatkan diri untuk tenang dan tenang. Akhirnya saya berhasil juga,” kata Wong tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. 
  Sigit Budiarto usai mengalahkan Chong Ming/Choon Eng juga terlihat begitu lemas. Dia duduk bersandar di kursi dalam ruang istirahat pemain sambil menyelonjorkan kaki. Sigit hanya bisa melambaikan tangan ketika disampaikan kata selamat. Pasangan Sigit Budiarto/Candra Wijaya berhasil mengalahkan pasangan Chong Ming/Choon Eng dengan poin, 7-3, 7-4, 7-1. 
    Pemain yang sempat merasakan beban psikologis paling berat agaknya adalah Taufik Hidayat, atlet asal Klub SGS Bandung yang berusia 20 tahun. Pertandingan game ketiga yang diharapkan bisa direbut Indonesia melalui Taufik Hidayat ternyata lepas setelah melalui pertarungan yang cukup menegangkan dan diwarnai protes. Unggul di set pertama dengan cukup mudah dari Lee Tsuen Eng yang mengalahkannya di Swiss Terbuka 2001 lalu dengan 7-1, Taufik mulai dengan gerakan-gerakan akrobatnya, misalnya dengan memukul dari balik kaki dan dari balik kepala yang mengundang decak kagum penonton. Lalu terjadilah insiden itu, yaitu ketika pada posisi 2-4 di set ketiga untuk keunggulan Lee, smes Taufik dinyatakan tidak terlihat oleh penjaga garis, dan diputuskan keluar oleh wasit pertandingan, Nahathai Sornprachum. Keputusan itu memancing Taufik melakukan protes kepada wasit pertandingan, namun protesnya tidak dihiraukan.Di lapangan, Taufik sempat gusar atas keputusan wasit Nahathai Sornprachum dari Thailand. Dua kali Sornprachum dinilai mengambil keputusan yang merugikan ketika smes Taufik dinyatakan keluar dan sebuah servis diputuskan fault. 
Insiden kedua terjadi saat posisi 0-0 di set kelima ketika servis Taufik dinyatakan tidak masuk padahal, menurut Taufik, servisnya sudah terkena raket Lee. Ketika ditanya soal itu, Lee mengatakan, “Saya tidak terpengaruh dengan kondisi itu. Malah saya melihat Taufik berubah wajahnya menjadi tegang, jadi saya ambil keuntungan dari kondisi itu.” Alhasil, posisi menjadi 2-1 untuk keunggulan tim Malaysia.Taufik yang kecewa bahkan sempat memukulkan raketnya ke lantai hingga patah. Akhirnya Taufik menyerah dari Lee Tsuen Seng 7-1, 5-7, 2-7, 7-2, 3-7. 
    Di partai keempat, ganda kedua Indonesia yang merupakan pasangan “gado-gado” Trikus Harjanto-pemain ganda campuran-dengan Halim Haryanto diperkirakan menjadi titik lemah Indonesia. Namun, ternyata mereka tampil bagus dan, walaupun sempat mendapat perlawanan ketat, bisa menambah poin Indonesia menjadi 2-2, setelah menang 8-7, 7-8, 7-1, 7-3. 
   Hujan deras yang mengguyur Guangzhou dan membasahi pelataran Tianhe Gymnasium adalah hujan berkat bagi tim Indonesia yang berhasil mempertahankan Piala Thomas. Kejadian bersejarah itu membuat Hendrawan meneteskan air mata ketika sebagai tunggal ketiga ia menjadi penentu kemenangan Indonesia atas tim Malaysia setelah ia mengalahkan Muhammad Roslin Hashim dengan 7-8, 2-7, 1-7, yang diakhiri dengan pengembalian bola Roslin yang keluar. Apa yang diungkapkan pertama oleh Hendrawan ketika ditanya wartawan tentang penampilannya yang luar biasa di partai penentuan, dan selama tiga kali Piala Thomas selalu menyumbangkan poin di saat-saat kritis, dia menolak sebutan pahlawan bagi dirinya. “Saya bukan pahlawan dan saya juga bukan pemain terbaik Indonesia. Saya bisa bermain di Piala Thomas ini karena support dari teman-teman saya sesama pemain dan pengurus yang selalu mendukung saya,” ujarnya merendah. Skor regu Indonesia 3 dan regu Malaysia 2.
    Dengan kemenangan 3-2 atas tim Malaysia, Minggu (19/5), Indonesia mengukir sejarah baru bulu tangkis dengan merebut lima kali berturut-turut Piala Thomas. Dengan kemenangan itu, catatan pertemuan Indonesia-Malaysia menjadi 6-2 untuk kemenangan Indonesia sepanjang putaran perebutan Piala Thomas digelar. Disaksikan sekitar 6.000 penonton yang memadati Tianhe Gymnasium, dari 8.000 kapasitas tempat duduk, Hendrawan berlari ke sudut menjauhi teman-temannya yang semuanya langsung mengejarnya. Hendrawan yang menangis tersengguk-sengguk, dipanggul anggota tim lainnya, dibawa berlari keliling seperempat lapangan. Semua pemain berurai air mata.

sumber tulisan : kompas online.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prestasi Indonesia

  Hasil Indonesia di Piala Thomas (Thomas Cup) 1958 Juara 1961 Juara 1964 Juara 1967 Runner-up 1970 Juara 1973 Juara 1976 Juara 1979 Juara 1982 Runner-up 1984 Juara 1986 Runner-up 1988 Posisi ketiga 1990 Semifinalis 1992 Runner-up 1994 Juara 1996 Juara 1998 Juara 2000 Juara 2002 Juara 2004 Semifinalis 2006 Semifinalis 2008 Semifinalis 2010 Runner-up 2012 Perempatfinalis 2014 Semifinalis 2016 Runner-up 2018 Semifinalis 2020 Juara

Piala Thomas

Piala Thomas atau Thomas Cup adalah Kejuaraan Olahraga Bulutangkis (Badminton) Internasional yang diselenggarakan oleh Badminton World Federation (BWF). Kejuaraan Piala Thomas ini merupakan usulan dari Sir George Alan Thomas yaitu seorang Juara Bulutangkis yang berasal dari Inggris. Usulan Sir George Alan Thomas untuk menyelenggarakan Kejuaraan yang bersifat Internasional ini kemudian diterima oleh International Badminton Federation (sekarang menjadi Badminton World Federation) pada tahun 1939. Pada tahun yang sama, George Alan Thomas juga menghadiahkan sebuah Piala Besar yang berlapis emas dengan ketinggian 28 inci dan lebar 16 Inci seharga US$40.000,- untuk diperebutkan dalam kejuaraan tersebut. Rencana awal penyelenggaraan Piala Thomas adalah pada tahun 1941 – 1942, tetapi karena terpecahnya Perang Dunia kedua, Piala Thomas ini akhirnya baru dapat diselenggarakan pada tahun 1949 yang juga merupakan tahun pertama diadakannya Turnamen Internasional Bulutangkis Piala Thomas. Peme

Piala Thomas XXIX - 2016

Piala Thomas XXIX tahun 2016 Piala Thomas dan Uber 2016 adalah penyelenggaraan bersama turnamen bulu tangkis Piala Thomas edisi ke-29. Putaran final turnamen ini diselenggarakan di Pusat Olahraga Kunshan , Kunshan , Tiongkok , sejak tanggal 15 hingga 22 Mei 2016. 16 tim putra dan 16 tim putri berpartisipasi pada putaran final. Dalam Piala Thomas, Denmark meraih gelar perdana setelah mengalahkan Indonesia pada pertandingan final.  Korea Selatan dan Malaysia sama-sama kalah dari lawannya masing-masing dalam pertandingan semifinal.  Juara Piala Thomas 2016 Denmark Pertandingan Babak Final Pertandingan final perebutan Piala Thomas 2016, regu bulutangkis Denmark keluar sebagai juara Piala Thomas 2016 usai mengalahkan regu bulutangkis Indonesia, dengan skor 3-2, di Stadion Bulu Tangkis Kunshan di Tiongkok, Minggu, tanggal  22 Mei 2016 , di mulai pukul 12 Waktu Indonesia Barat.  Pertandingan game pertama   Viktor Axelsen  tunggal pertama Denmark, berhadapan dengan    Tommy Sugiarto