Piala Thomas XI tahun 1979
Piala Thomas 1979 adalah edisi ke-11 dari kompetisi Piala Thomas, kejuaraan dunia bulutangkis tim internasional pria. Babak final yang diperebutkan oleh pemenang zona kualifikasi dan juara bertahan Indonesia diadakan di Istora Senayan di Jakarta, Indonesia pada akhir Mei dan awal Juni.
Tempo 09 Juni 1979, memberikan ulasan sebagai berikut. Para pecinta olahraga bulutangkis, baik yang menonton di layar Televisi atau mendengar siaran langsung dari radio maupun 11.000 orang yang hadir di Istora Senayan, Jakarta tanggal 2 Juni 1979 malam bagaikan koor menarik nafas lega. Ketika Rudy Hartono menamatkan perlawanan Flemming Delfs, dan sekaligus memastikan kemenangan regu Indonesia (5-0) mempertahankan Piala Thomas untuk ketujuh kalinya.
Tapi pertarungan di final melawan regu Denmark, di mulai hari sebelumnya, bukan tak mendebarkan. Ketegangan tak hanya menggerayang di lapangan, juga di tempat para offisial duduk. Lihatlah, ketika Iie Sumirat mengawali pertandingan melawan Svend Pri. Begitu ia kehilangan set pertama di tangan lawan, orang mulai memperbincangkan strategi PBSI mengenai pemasangan Iie, serta membandingkannya dengan waktu menampilkan Lius Pongoh pemain muda yang untuk pertama kali ikut tim piala Thomas di semi final.
Pertandingan Babak Final
Pertandingan babak final diselenggarakan di Istana Olahraga Senayan, kota Jakarta, Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 1979 dan 2 Juni 1979. Disiarkan langsung oleh TVRI, saya menyaksikan pertandingan ini melalui layar kaca, dengan suka cita atas permainan servis manis dan smash cantik para pahlawan olahraga 'bulutangkis'. Regu bulutangkis Indonesia melawan regu bulutangkis Denmark, dengan skor : 9 - 0.
Pertandingan final hari kedua, tanggal 1 Juni 1979
Pertandingan game pertama
Tunggal putra Indonesia Iie Sumirat berhasil mengalahkan lawan dengan dua set langsung Svend Pri tunggal putra Denmark, juara All England 1975 dengan poin, 11-15, 15-7 dan 15-10. Skor : Indonesia - Denmark 1 - 0.
Pertandingan game kedua
Tunggal putra Indonesia Liem Swie King menang set kesatu mudan dan set kedua menang mudah juga, berhadapan dengan Morten Frost Hansen tunggal putra Denmark, dengan poin, 15-3, 15-6. Skor : Indonesia - Denmark 2 - 0.
Pertandingan game ketiga
Ganda putra Indonesia Tjun Tjun / Johan Wahjudi juara All England 6x berhadapan dengan Steen Skovgaard / Flemming Delfs ganda putra Denmark. Set pertama menang mudah, set kedua menang juga, dengan poin, 15-2, 15-3. Skor : Indonesia - Denmark 3 - 0.
Pertandingan game keempat
Ganda putra Indonesia Christian Hadinata / Liem Swie King menang mudah dua set langsung dari pasangan Morten Frost Hansen / Steen Fladberg ganda putra Denmark, dengan poin, 15-8, 15-2 Skor : Indonesia - Denmark 4 -0.
Pertandingan final hari kedua, tanggal 2 Juni 1979
Pertandingan game kelima
Tunggal putra Indonesia Rudy Hartono berhasil mengalahkan Flemming Delfs tunggal putra Denmark, setelah bertanding dua set langsung, dengan poin, 15-10, 15-2. Skor : Indonesia - Denmark 5 -0.
Pertandingan game keenam
Tunggal putra Indonesia Iie Sumirat berhasil mengalahkan Morten Frost Hansen tunggal putra Denmark diluar prediksi tunggal putra Indonesia dapat memenangkan pertandingan setelah bermain tiga set langsung dengan poin, 11-15, 15-9 dan 15-8. Skor : Indonesia - Denmark 6 -0.
Pertandingan game ketujuh
Tunggal putra Indonesia Liem Swie King menang mudah melawan Svend Pri tunggal putra Denmark, setelah bermain dengan dua set langsung dengan poin, 15-8, 15-1. Skor : Indonesia - Denmark 7 -0.
Pertandingan game kedelapan
Ganda putra Indonesia Tjun Tjun / Johan Wahjudi menang dua set langsung melawan Morten Frost Hansen / Steen Fladberg ganda putra Denmark, dengan poin, 15-9 dan 15-5. Skor : Indonesia - Denmark 8 -0.
Pertandingan game kesembilan
Ganda putra Indonesia Christian Hadinata / Liem Swie King menang melawan Steen Skovgaard / Flemming Delfs, ganda putra Denmark, setelah set dilakukan duece dan set kedua mudah mudah, dengan poin, 17-16 dan 15-4. Skor : Indonesia - Denmark 9 -0.
Pertandingan Babak Semifinal
Pertandingan babak semifinal diselenggarakan di Istana Olahraga Senayan, kota Jakarta, Indonesia. Pada tanggal Mei 1979. Regu bulutangkis India melawan regu bulutangkis Denmark, dengan skor : 2 - 7.
Pertandingan game pertama
Tunggal putra India Syed Modi kalah dengan dua set langsung lawan Svend Pri tunggal putra Denmark, juara All England 1975 dengan poin, 11-15, 6-15. Skor : India - Denmark 0 - 1.
Pertandingan game kedua
Tunggal putra India Prakash Padukone menang dua set langsung setelah menang mudah set kesatu, bermain alot set kedua berhadapan dengan Morten Frost Hansen tunggal putra Denmark, dengan poin, 15-10, 18-15. Skor : India - Denmark 1- 1.
Pertandingan game ketiga
Ganda putra India Uday Pawar / Prakash Padukone kalah berhadapan dengan Steen Skovgaard / Flemming Delfs ganda putra Denmark. Setelah bermain dengan rubber set, dengan poin, 14-17, 15-12 dan 6-15. Skor : India - Denmark 1 - 2.
Pertandingan game keempat
Ganda putra India Partho Ganguli / Pradeep Gandhe kalah dua set langsung dari pasangan Morten Frost Hansen / Steen Fladberg ganda putra Denmark, dengan poin, 14-17, 5-15. Skor : India - Denmark 1 - 3.
Pertandingan game kelima
Tunggal putra India Partho Ganguli berhasil mengalahkan Flemming Delfs tunggal putra Denmark, setelah bertanding dua set langsung, dengan poin, 10-15, 15-10 dan 5-5. Skor : India - Denmark 1 - 4.
Pertandingan game keenam
Tunggal putra India Syed Modi kalah mudah kontra Morten Frost Hansen tunggal putra Denmark setelah bermain dua set langsung dengan poin, 6-15, 7-15. Skor : India - Denmark 1 - 5.
Pertandingan game ketujuh
Tunggal putra India Prakash Padukone kalah melawan Svend Pri tunggal putra Denmark, setelah bermain dengan dua set langsung dengan poin, 14-17, 3-15. Skor : India - Denmark 1 - 6.
Pertandingan game kedelapan
Ganda putra India Uday Pawar / Prakash Padukone kalah dua set langsung melawan Morten Frost Hansen / Steen Fladberg ganda putra Denmark, dengan poin, 11-15, 3-15. Skor : India - Denmark 1 - 7.
Pertandingan game kesembilan
Ganda putra India Partho Ganguli / Pradeep Gandhe menang melawan Steen Skovgaard / Flemming Delfs, ganda putra Denmark, setelah bertanding dengan rubber set, dengan poin, 15-12, 8-15 dan 15-10. Skor : India - Denmark 2 - 7.
Pertandingan babak semifinal diselenggarakan di Istana Olahraga Senayan, kota Jakarta, Indonesia. Pada tanggal Mei 1979. Regu bulutangkis Indonesia melawan regu bulutangkis Jepang, dengan skor : 9 - 0.
Pertandingan game pertama
Tunggal putra Indonesia Liem Swie King berhasil mengalahkan lawan dengan rubber set langsung Kinji Zeniya tunggal putra Jepang, dengan poin, 11-15, 15-1 dan 15-6. Skor : Indonesia - Jepang 1 - 0.
Pertandingan game kedua
Tunggal putra Indonesia Lius Pongoh menang set kesatu mudan dan set kedua menang setelah pertandingan dilakukan duece, berhadapan dengan Masao Tsuchida tunggal putra Jepang, dengan poin, 15-5, 18-13. Skor : Indonesia - Jepang 2 - 0.
Pertandingan game ketiga
Ganda putra Indonesia Tjun Tjun / Johan Wahjudi juara All England 6x berhadapan dengan Nobutaka Ikeda / Shoichi Toganoo ganda putra Jepang. Set pertama menang mudah, set kedua menang juga, dengan poin, 15-6, 15-4. Skor : Indonesia - Jepang 3 - 0.
Pertandingan game keempat
Ganda putra Indonesia Christian Hadinata / Liem Swie King menang mudah dua set langsung dari pasangan Masao Tsuchida / Yoshitaka Iino ganda putra Jepang, dengan poin, 15-2, 15-5 Skor : Indonesia - Jepang 4 -0.
Pertandingan game kelima
Tunggal putra Indonesia Rudy Hartono berhasil mengalahkan Toshihiro Tsuji tunggal putra Jepang, setelah bertanding dua set langsung, dengan poin, 15-8, 15-1. Skor : Indonesia - Jepang 5 -0.
Pertandingan game keenam
Tunggal putra Indonesia Liem Swie King berhasil mengalahkan Masao Tsuchida tunggal putra Jepang, diluar prediksi tunggal putra Indonesia dapat memenangkan pertandingan setelah bermain tiga set langsung dengan poin, 11-15, 15-2 dan 15-4. Skor : Indonesia - Jepang 6 -0.
Pertandingan game ketujuh
Tunggal putra Indonesia Lius Pongoh menang mudah melawan Kinji Zeniya tunggal putra Jepang,, setelah bermain dengan rubber set langsung dengan poin, 11-15, 15-7 dan 15-4. Skor : Indonesia - Jepang 7 -0.
Pertandingan game kedelapan
Ganda putra Indonesia Tjun Tjun / Johan Wahjudi menang dua set langsung melawan Masao Tsuchida / Yoshitaka Iino ganda putra Jepang, dengan poin, 15-8, 15-6. Skor : Indonesia - Jepang 8 -0.
Pertandingan game kesembilan
Ganda putra Indonesia Christian Hadinata / Liem Swie King menang melawan Nobutaka Ikeda / Shoichi Toganoo, ganda putra Jepang,, setelah set dilakukan duece dan set kedua mudah mudah, dengan poin, 15-4, 15-5. Skor : Indonesia - Jepang 9 -0.
Kilas Balik
Iie Sumirat, 29 tahun, dikenal sebagai pemain bermental tak stabil. Ia sempat minggat 5 hari dari pelatnas lantaran namanya tak tercantum dalam susunan regu untuk pertandingan sebelumnya. Sebaliknya, Lius Pongoh. Ia bahkan memperlihatkan permainan mengesankan sewaktu melawan Jepang. Tim Indonesia menang 9-0 – 2 angka di antaranya diraih oleh Lius dari tangan Masao Tsuchida (15-5 dan 18-13) serta Kinji Zeniya (11-15, 15-7, dan 15-4). “Segala sesuatunya mengenai pemasangan Iie telah kita perhitungkan secara matang,” kata Willy Budiman, bekas pemain yang ikut menentukan tim. Willy mengemukakan alasan, antara lain untuk menjinakkan Svend Pri dibutuhkan pemain yang berpengalaman.
Pilihan lain, tak ada. Kecuali memasang Iie, selain terampil bermain tunggal, juga bisa diandalkan di partai ganda. Bagaimana mengatasi sikapnya yang gampang goyah? “Kami selalu membesarkan hatinya,” lanjut Willy. Tak heran, setiap Iie melakukan kesalahan di lapangan, ia selalu berpaling pada pelatih Tahir Jide. Setelah ia melihat pelatihnya mengangguk, seakan memaafkannya, baru dirinya tampak yakin lagi. Hal itu ternyata banyak menentukan. Satu demi satu, ia mulai mengumpulkan angka dan memenangkan set kedua. Juga dalam set penentuan. Bisa difahami, bila Iie meloncat-loncat histeris, dan menangis di pelukan Tahir, begitu ia menghabiskan perlawanan Pri. Pertandingan berakhir 11-15, 15-7, dan 15-10. Iie, yang semula dianggap orang merupakan titik kelemahan tim, ternyata mengatrol semangat kawan-kawannya.
Regu Denmark yang berharap pertandingan malam pertama itu akan berakhir 3-1 terpaksa menelan kekalahan 4-0. “Rasanya tak ada lagi peluang untuk meraih satu angka pun,” kata pelatih Tom Bacher. Denmark maju ke final setelah menundukkan tim India 7-2. Di Hotel Borobudur, para pemain Denmark memang tampak seperti tak bernafsu lagi menghadapi pertandingan lanjutan. Mereka maupun pelatihnya tampak santai saja, dan menghabiskan waktu untuk main mini golf dan main kartu. “Udara panas di Jakarta betul-betul membuat kami tersiksa,” kata Delfs. “Ternyata waktu 1 minggu di Kuala Lumpur tak banyak menolong.”
Tim Denmark sebelum ke Jakarta terlebih dahulu singgah di Kuala Lumpur untuk menyesuaikan diri dengan udara tropis serta melakukan pertandingan percobaan di sana. Tapi Pri, 33 tahun, dikenal sebagai pemain untuk segala cuaca pun tak kurang tersiksa kali ini. Tak cuma udara panas itu yang merongrongnya, juga usianya. Ketika berhadapan dengan Liem Swie King, ia terpaksa minta ofisialnya untuk mengurut paha kanannya yang kejang. “Tidak pernah sebelumnya saya begini,” kata Pri. Pasar tarohan di Jakarta memang bukan untuk Denmark. Tapi yang meramalkan kesudahan 9-0 juga tak banyak. Perkiraan orang adalah sekitar 8-1 7-2, dan 0-3. Angka yang hilang diperhitungkan 2 dari Iie, dan 1 dari Rudy. Dugaan itu ternyata tak berbalik banyak setelah Iie menghajar Pri di malam pertama. Siangnya, sebelum pertandingan hari kedua, mereka masih saja disangsikan.
Yang tak ragu umumnya adalah orang luar. “Saya percaya angka 9-0 tak terlalu sulit buat Indonesia,” kata pemain Kanada, Ian Johnson. Tim Kanada, juara zone Pan Amerika, ditundukkan oleh Jepang (9-0) di ronde pertama.
Di kubu tim Indonesia, di Hotel Hilton, suasana tetap optimis. Sekalipun Johan Wahyudi, pasangan Tjuntjun di partai ganda terserang flu, dan tak mungkin dipasang. “Pokoknya, malam ini saya akan bermain habis-habisan,” kata Iie. Malam itu ia akan turun melawan Morten Frost Hansen, dan sekaligus menggantikan posisi Johan Wahyudi. Tekad itu memang, dibuktikan Iie. Disaksikan oleh ayahnya, Atik Sujana, dan isterinya, Osye, ia memang bermain mantap. Sekalipun di set pertama, lawannya sempat memprotes keputusan wasit, dan mengalahkan Iie. Tapi, berbeda dengan biasanya, Iie sama sekali tak banyak terpengaruh oleh sikap musuh itu. Ia tak hanya memenangkan partai itu, juga bersama Tjuntjun menundukkan pasangan Hansen dan Steen Fladberg.
Iie yang semula diragukan, akhirnya memberikan andil 3 angka kemenangan (1 angka di bawah King) buat tim Indonesia. “Seandainya Lius yang diturunkan mungkin keadaannya akan lain,” kata Willy. “Sebab ia spesialis tunggal.” Tim Indonesia yang dipilih untuk menghadapi Denmark adalah Liem Swie King, Iie Sumirat, Rudy Hartono, Christian, Tjuntjun, dan Johan Wahyudi. Pergeseran pemain dari regu yang turun di semi final, cuma antara Iie dan Lius Pongoh. Bagi Indonesia maupun Denmark, ini adalah pertarungan ke-4 dalam turnamen Piala Thomas — semuanya berakhir dengan kemenangan untuk Indonesia. Tiga pertandingan sebelumnya adalah di Singapura (1958), di Tokyo (1963), dan di Jakarta (1973). Angkanya, 6-3, 5-4 dan 8-1.
Tapi penonton masih saja diliputi rasa penasaran. Sejak Rudy ditundukkan oleh Pri di Istora Senayan, 6 tahun lalu, dan satu-satunya kekalahan tim Indonesia, pecandu bulutangkis kepingin melihat keduanya bertarung lagi di forum yang sama. Tahun 1976 di Bangkok, harapan itu dipunahkan oleh tim Malaysia yang menyisihkan Denmark di semi-final. Kali ini, Rudy yang tampak tak begitu siap. “Masalahnya, bukan saya ketemu Pri atau tidak, tapi bagaimana mempertahankan Piala Thomas,” elak Rudy diplomatis. Dalam 2 kali pertandingan, ia dipasang sebagai tunggal ke-3 dan bermain masing-masing 1 kali. Kondisi fisik Rudy yang tak lagi prima itulah. sebelumnya juga menyebabkan orang mengingat ‘tragedi Istora Senayan’, 1967. Regu Indonesia, waktu itu, yang tak begitu kokoh akhirnya tergelincir di atas topangan sorak-sorai penonton yang mengejek. “Sejak peristiwa 1967, penonton di Istora Senayan tampak makin sportif,” kata Honorary Refeere, Herbert Scheele. Ia adalah orang yang menghentikan pertandingan, 12 tahun lalu itu. “Dukungan mereka terhadap tim sendiri tak lagi merugikan lawan,” katanya
Pada hari kedua, Rudy Hartono turun di partai pertama menghadapi Flemming Delfs. Meski menghadapi lawan berbeda, turunnya Rudy sempat menjadi trauma bagi penonton Indonesia saat dirinya kalah dari Pri di final Piala Thomas 1973. Namun, Rudy berhasil mematahkan trauma tersebut dan merebut kemenangan dua set langsung 15-10 dan 15-2. Kemenangan itu pun memastikan Indonesia merebut Piala Thomas 1976 dengan skor 5-0.
Empat pertandingan yang tak menentukan lagi dimakan habis oleh Indonesia dan memastikan melibas Denmark 9-0. Iie, Liem, Tjun, Johan dan Christian berhasil menuntaskan kemenangan atas lawan-lawannya. Ini menjadi skor besar kedua bagi Indonesia di final Piala Thomas.
Empat pertandingan yang tak menentukan lagi dimakan habis oleh Indonesia dan memastikan melibas Denmark 9-0. Iie, Liem, Tjun, Johan dan Christian berhasil menuntaskan kemenangan atas lawan-lawannya.
Sumber tulisan : berbagai sumber via internet
Sumber tulisan : berbagai sumber via internet
Komentar
Posting Komentar